2014/05/31

SEJARAH MAPALA UNIMED

Unit Kegiatan Mahasiswa Pencinta Alam UNIMED atau biasa disebut dengan akronim MAPALA UNIMED merupakan organisasi kepencinta alaman tingkat mahasiswa atau kampus yang berada dilingkungan UNIMED ( Universitas Negeri Medan).  MAPALA UNIMED didirikan pada tanggal 03 Desember 1990 dengan nama GEMIPA dengan ide – ide dan perjuangan yang besar sebelum disahkan dan diresmikan pada tanggal 21 oktober 1991 sehingga berdasarkan peraturan organisasi maka MAPALA UNIMED dianggap berdiri pada 21 oktober 1991.
Embrio atau, pada awalnya MAPALA UNIMED bernama  GEMIPA ( Gerakan Mahasiswa Ikip Pencinta Alam ) yang pada saat itu unimed masih bernama IKIP MEDAN. Pada zaman awal berdirinya mapala/gemipa merupakan masa rezim suharto yang mana menganggap bahasa atau istilah gerakan merupakan sebuah kelompok pemberontak, maka GEMIPA dirubah menjadi MAPALA.
Selanjutnya perubahan ikip  pada tahun 2000 menjadi UNIMED juga merubah MAPALA IKIP menjadi MAPALA UNIMED.
 Pendirian MAPALA UNIMED tidaklah semudah dan secepat yang dibayangkan, hambatan dan rintangan menghampiri proses pembentukannya, sebelum berdirinya MAPALA sebenarnya kelompok dan komunitas – komunitas kecil sudah terbentuk di IKIP, namun sayangnya komunitas dan kelompok kecil tersebut tidak terkoordinir dengan baik sehingga tidak ada yang mengkhususkan kedalam ranah kepencinta alaman yang sebenarnya hanya sebagai penggiat alam bebas bukan yag berlandaskan konservasi.
MAPALA UNIMED didirikan oleh beberapa orang mahasiswa Universitas Negeri Medan diantaranya :
1.    Bunk Ade haris
2.    Bunk Ramlan
3.    Bunk Abdul Khalid
Bunk Abdul Khalid dan kawan – kawan mahasiswa IKIP pada saat itu yang memiliki rasa keorganisasian dan konservasi mencetuskan sebuah ide tentang organisasi yang berlandaskan konservasi dan nilai – nilai kepencinta alaman sehingga dapat mengkoordinir komunitas dan para kelompok pencinta alam. Beruntunglah  sekarang dengan adanya MAPALA UNIMED sehingga mahasiswa yang memiliki minat kepencinta alaman dan para penggemar alam bebas dapat mengapresiasikan dirinya dengan bergabung kedalam organisasi kepencinta alaman ini.
Organisasi MAPALA UNIMED ini berazaskan Pancasila dan Tri Dharma Perguruan Tinggi serta Kode Etik Pemuda Pencinta Alam Se-Indonesia.

MAPALA UNIMED
LESTARI........
GEMIPA..........
OKE BUNK..........


2014/05/30

PUNCAK TERTINGGI SUMATERA UTARA

Mungkin masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dan mengenal Gunung Sibuaten/Sibuatan. Gunung ini terletak di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi dengan rata – rata 2000mm pertahunnya. Musim hujan terjadi pada bulan September hingga Desember dan musim kemarau pada bulan Januari sampai Agustus. 
Dari Medan kami menuju pajak sore Padang Bulan untuk memulai perjalanan kami dengan naik pengangkutan yan bertujuan ke Dolok Sanggul. Kami berhenti di desa Nagalingga, dari desa inilah pendakian kami dimulai. Setibanya di desa tersebut, kami melapor terlebih dahulu kepada Kepala Desa setempat atas kedatangan kami untuk mendaki Gunung Sibuaten. Karena hari sudah malam sekitar pukul 19.00 WIB dengan suasana hujan, kami diberi izin untuk istirahat satu malam di kantor Kepala Desa. Disana kami juga bertemu dengan pendaki lain dari komunitas lain yang juga akan mendaki ke puncak Sibuaten. Kami istirahat sejenak untuk menunaikan ibadah sholat magrib dan isya saja. Setelah itu kami memutuskan untuk jalan sampai pintu rimba dan mendirikan tenda disana saja.

17 Agustus 2013,..
    Pukul 06.00 WIB dipagi hari kami terbangun oleh suara pendakian lainnya yang telah mulai naik keatas.
Dengan safety pribadi yang kami pergunakan untuk mencapai puncak memang belum begitu lengkap tapi dengan keyakinan kami akan aman dalam pendakian, jangan lupa untuk berdoa terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan memohon perlindungan kepada Yang Masa Esa. Aaaamiiinn.


gambar 1 : pilar Sibuaten (2459 mdpl)

    Cukup menguras tenaga memang pendakiannya, apalagi harus melewati 3 pundukan dengan jalur yang terjal dan licin serta hutan lumut yang masi sangat lembam serta asri. Tampak belum banyak yang melewati jalur ini.
Gunung Sibuaten memiliki 2 puncak tingginya yaitu puncak timur dan puncak barat, yang seperti gunung Sinabung. Pada puncak timur ini disebut pendaki sebagai deleng Sibuaten. Dari sini terlihat pemandangan yang tampak jelas air terjun Sipiso-piso, Danau toba, Sinabung, dan satu gunung yang belum pernah aku kesana. Untuk melihat sunrise dan sunsite memang lebih indah dari sini dengan tanaman pohon kecil dan semak yang tumbuh disini.
Kami langsung menuju pilarnya di puncak barat samapi malam hari tanggal 17 Agustus 2013 dengan langsung mendirikan tenda kami.

18 Agustus 2013,...
    Selamat pagi bung, maaf aku bangun kesiangan. Ayo buat sarapan, ayo liat sunrise, ayo olahraga pagi, ayo cari kehangatan, ayo cari kesenangan, ayo ayo ayo semuanya ada di sini. Sudah laruk siang, sinar matahari mencoba untuk mengintip di balik rimbunnya hutan Sibuaten yang menandakan kami juga harus turun kebawah. Ayoo beres-beres semua di pagi menjelang siang ini dengan suasana  yang masih berkabut dengan arti harus kesini lagi untuk ke-2 kalinya di puncak Gunung Sibuaten.
Tapi sebelum meninggalkan lokasi “clean area” terlebih dahulu, ingat :
1.    jangan meninggalkan apapun kecuali jejak
2.    jangan mengambil apapun kecuali gambar
3.    jangan membunuh apapun kecuali waktu
dan sebelumnya satu seri dulu untuk meninggalkan puncak ini di puncak tertinggi Gunung Sibuaten 2459 mdpl. Aku akan kesana lagi suatu saat sampai ke-2 kalinya untuk mengenang cerita ini lagi dalam perjalananku di catatan pendakian.

gambar 2 : Desa Nagalingga

Perjalanan wisata dan Pengabdian kepada masyarakat erupsi G.Sinabung

Desa Silalahi kecamatan Silahisabungan -
Dairi